Perjalanan Menuju Agen Utama

"Jadi ibu rumah tangga." jawabku ringan saat membahas rencana jangka panjang bersama sahabat masa kuliahku dulu. Sederhana saja kedengarannya, tapi memang itu cita-citaku. Menjadi ibu dan menikmati kebersamaan dengan anak-anak. Cita-cita yang terdengar sederhana ternyata justru cita-cita yang mahal buatku saat itu. Bapak meninggal dunia (setelah sakit yang cukup lama) saat kuliahku belum lagi kelar dan posisiku sebagai si sulung membuatku memutar haluan. Aku harus menunda cita-citaku untuk waktu yang bukan sebentar mengingat adik-adik yang masih kecil.

Kelahiran anak pertama kami membuatku memikirkan kembali cita-citaku yang tertunda. Membesarkan anak tetapi tetap bisa membantu adik-adik. Kucoba untuk berdagang jilbab yang kumulai dengan 1 kodi saat itu. Alhamdulillah, pelan-pelan usahaku berjalan dan sebuah kebetulan (tapi nggak ada yang kebetulan ya di dunia ini karena sudah ada yang mengatur kan?-red) perusahaan tempatku bekerja melakukan PHK secara bertahap. Pesangon yang kudapat bisa kugunakan untuk modal usaha, membeli seperangkat komputer (biar nggak kuper dan tetap bisa mengikuti perkembangan komunitas yang baru kukenal saat itu, TDA) dan sebagian untuk dana aman adik-adik sementara usaha baru mulai.

Bulan pertama penjualan sepi sekali, hanya 3 pembeli yang mampir! Hampir saja aku putus asa. Kekuatiran mengenai biaya sekolah/kuliah adik-adik melintas di pikiranku. Alhamdulillah, saat itu aku membaca sebuah tulisan yang di forward seorang teman di milis TDA yang mengingatkanku bahwa jika Allah berkehendak mencukupkan rezeki siapapun tak bisa menghalangi walau secara logika matematika tidak cukup. Tulisan itu dan kuasa Allah membolak-balik hati manusia membuatku kembali optimis.

Usaha yang kujalankan sampai saat ini masih bertempat di ruang tamu dan walaupun dijalankan 'hanya' dari rumah (dan berada dalam sebuah gang kecil) sambil mengerjakan pekerjaan domestik ibu rumah tangga, alhamdulillah dapat mengantarkanku ditunjuk menjadi agen utama untuk Kota Balikpapan (dan sekitarnya) oleh produsen jilbab yang kujual. Subhanallah, sebuah karunia yang tidak kuduga sebelumnya. 'Hanya' dari rumah dan tidak meninggalkan anak.

Nb:
- Maaf, tulisannya pakai bahasa 'aku'.
- Teman-teman, mohon do'anya semoga suatu saat bisa punya toko.

Komentar

Postingan Populer