BERSAMAMU, MENENANGKANKU (Biidznillah)

Pada sebuah acara televisi di sebuah negeri bertahun-tahun yang lalu, membahas kisah cinta seorang pangeran.
Ada dua perempuan dalam hidup pangeran itu selain ibu dan saudara perempuannya.
Suatu ketika, Sang Pangeran jatuh dari kuda dan cedera.
Sang Pangeran menelpon dua perempuan itu untuk mengabarkan kecelakaan yang dialaminya.
Perempuan pertama menunjukkan nada panik, cemas, kuatir dan berkata,
“Bagaimana keadaanmu? Apakah parah?”
Dan seterusnya.
Perempuan kedua berusaha terdengar tenang namun tetap menampakkan empatinya dan berkata,
“Seandainya aku bisa menemanimu di sana saat kau kesulitan.”
Dan seterusnya.
Meski mungkin acara itu terdengar seperti pembelaan pada pangeran atas pilihannya pada perempuan kedua, tapi narasumber bermaksud menjelaskan alasan Sang Pangeran.
Bahwa bersamanya, menenangkan hati Sang Pangeran.
Ribuan tahun sebelumnya, ada sebuah peristiwa tentang seorang lelaki mulia.
Lelaki itu pulang ke rumah dalam keadaan gemetar dan meminta Sang Istri menyelimuti dirinya.
Sang istri pun menenangkan dan menyejukkan dengan kata dan tindakan.
Mendukung Sang Suami sepenuh hati.
Tak ada kepanikan, apalagi rentetan pertanyaan panjang.
Sungguh bersamanya, menenangkan hati lelaki mulia itu.
Biidznillah.
Beberapa tahun setelah peristiwa itu, ada kisah perempuan luar biasa lainnya.
Sang Anak meninggal, sementara Sang Suami sedang pergi.
Ketika Sang Suami pulang, perempuan hebat itu menyambut dan melayani suaminya dengan baik.
Setelah itu barulah perempuan sabar itu menjelaskan tentang titipan yang diambil oleh pemiliknya, dan titipan itu adalah anak mereka.
Perempuan istimewa ini dalam kesedihannya karena kepergian anaknya, ia tetap berusaha tenang.
Tak ada tangisan menyandarkan sedihnya pada suami yang baru saja pulang dalam lelah.
Bersamanya, ia berusaha menenangkan hati suami.
Lalu, bagaimana aku?
Masih jauh dari itu.
Masih harus terus berusaha menjadi istri yang menenangkan hati suami.
Bismillah
________________
Sheila Banun, sedang menasihati diri sendiri.
Sungguh, masih sangat banyak yang harus diperbaiki dalam diri.
Semoga Allah menguatkan.

Komentar

Postingan Populer