Antara Facebook, Pertemanan, dan Aku

“Perumpamaan teman yang shalih dengan yang buruk itu seperti penjual minyak wangi dan tukang pandai besi. Berteman dengan penjual minyak wangi akan membuatmu harum karena kamu bisa membeli minyak wangi darinya atau sekurang-kurangnya mencium bau wanginya. Sementara berteman dengan pandai besi akan membakar badan dan bajumu atau kamu hanya akan mendapatkan bau tidak sedap“. (HR.Bukhari & Muslim).

*******************

"Facebookmu apa?"
"Punya Facebook, nggak?"
"Add aku dong. Facebookku ........"


Pertanyaan-pertanyaan di atas mulai sering sekali terdengar di sekitar kita. Tampaknya selain nomor telepon dan alamat rumah, alamat facebook menjadi keharusan. Beberapa orang bahkan berusaha menambah daftar teman sebanyak-banyaknya dari yang sudah kenal sampai yang belum pernah kenal sama sekali, hingga memunculkan berbagai tips untuk memperbanyak teman mayanya.

Apa pentingnya punya banyak teman di Facebook?

Mempunyai banyak teman di Facebook bisa membawa keuntungan, sekaligus kerugian. Mungkin akan ada yang berkomentar:
"Punya teman kok mikirin untung rugi?"
"Namanya berteman ya bukan cuma bagus-bagusnya aja dong!"
Silakan saja. Semua bebas berpendapat, tapi ada baiknya mempertimbangkannya. Berikut beberapa keuntungan dan kerugian Facebook.

Keuntungan

Banyak teman, banyak rezeki. Punya banyak teman memperluas jaringan yang kita miliki sehingga memperbesar kemungkinan rezeki yang kita dapat. Rezeki bisa meliputi materi, kesempatan, ilmu, jodoh dan sebagainya.

Menjalin kembali silaturahmi yang terputus. Facebook memungkinkan kita untuk menelusuri kembali jejak-jejak teman-teman yang sudah lama tidak pernah berhubungan.

Ajang diskusi. Facebook memudahkan kita untuk berdiskusi dalam berbagai topik dan di berbagai komunitas. Tak perlu datang ke suatu tempat dan hanya dengan menekan tombol-tombol, maka diskusi pun mengalir.

Koordinasi massa untuk tujuan tertentu. Facebook memudahkan kita untuk mengumpulkan suara atau apapun untuk sebuah tujuan. Contohnya: koin untuk Prita & Bilqis dan Kasus Bibit & Candra.

Kerugian

Selain keuntungan di atas, tentu saja Facebook memiliki banyak kerugian. Seperti pisau bermata dua, bisa menguntungkan sekaligus membahayakan. Bergantung pada penggunanya.

Boros waktu. Semakin banyak teman kita di Facebook, semakin banyak waktu yang dibutuhkan untuk membaca posting-posting teman-teman.

Posting penting terlewatkan. Membaca posting teman-teman di Facebook bisa menghabiskan banyak waktu. Semakin banyak teman, maka semakin banyak posting dan semakin banyak waktu yang dibutuhkan untuk membacanya bahkan kadang-kadang tak sempat membaca semuanya. Hal ini memungkinkan tidak terbacanya posting-posting yang penting.

Memperbesar kemungkinan perselingkuhan dan perceraian. Di beberapa artikel yang sempat saya baca, survey di Australia dan Amerika Serikat menyatakan bahwa semakin meningkatnya angka perceraian diakibatkan oleh Facebook. Di Indonesia kejadian seperti ini juga sudah mulai marak.

Memperbesar peluang terjadinya tindak kejahatan. Informasi-informasi pribadi yang mudah di akses dan tidak selektifnya pemilihan teman-teman di Facebook, membuat kesempatan melakukan berbagai kejahatan menjadi lebih besar. Kasus-kasus kejahatan yang berawal dari Facebook banyak diberitakan di berbagai media. Seperti posting liburan yang menyebabkan perampokan karena rumah sedang kosong, kasus Selly Yustiawati dan sebagainya.

Bagaimana pertemananku di Facebook?

Mengapa aku perlu Facebook?

Saat pertama kali Facebook diluncurkan, aku bertekad untuk tidak bersentuhan dengannya. Bagiku saat itu, Facebook cuma buat ngobrol-ngobrol nggak jelas. Aku masih lebih suka milis. Namun saat seorang teman di milis yang aku ikuti membuat kelompok diskusi di Facebook, terpaksalah aku buat akun di Facebook karena aku membutuhkannya.

Teman-temanku di Facebook tidak banyak dan memang itu yang kuinginkan. Bagiku, terlalu banyak teman hanya akan mengurangi fokus pada ilmu, informasi dan pengalaman yang benar-benar aku butuhkan. Sampai saat ini teman Facebookku hanya berkisar 100 200an orang. Sebagian besar dari mereka adalah teman-teman dengan interest yang sama. Teman sekolah dan kuliah atau teman lain hanya beberapa, saudara juga hanya beberapa. Itu pun karena mereka yang mengajak. Bahkan dengan adik-adik kandungku pun aku tidak berteman. Kami berempat memang punya interest yang berbeda.

Menghentikan pertemanan.

Sebagai seorang ibu rumah tangga dengan anak yang sangat aktif dan tidak suka menggunakan jasa asisten rumah tangga, 24 jam terasa sedikit. Dengan waktu yang sedikit itu jika diisi dengan membaca posting-posting yang tidak bermanfaat, sayang sekali. Atas dasar itu, ada beberapa teman yang terpaksa aku hapus dari daftar teman atau aku sembunyikan posting-postingnya. Biasanya teman yang terlalu sering menulis status negatif seperti selalu mengeluh akan dengan segera aku hapus. Hidup terlalu indah untuk diisi berbagai keluhan. Selain itu, teman yang terlalu sering posting dagang padahal alamat facebooknya personal juga akan aku hapus.

Jadi, maaf jika kuputuskan pertemanan kita. Aku tetap akan berteman di dunia nyata.

Komentar

Postingan Populer