Belajar Hijaiyah ala Anak Kami

Anak kami (7 tahun) tidak mau sekolah.
Belajar di TPA juga tidak mau.
Belajar hijaiyah dari buku, juga tidak suka.
Lalu belajar hijaiyahnya bagaimana?
Harus marah?
Harus dipaksa?
Kan belajar hijaiyah itu penting sebagai muslim?
Terus bagaimana kalau ada yang komentar,"Kok kalah sama anak."

Menjadi orangtua yang punya anak nggak mau sekolah dan belajar di TPA itu harus 'tebal telinga'
Bukan hanya orangtuanya, anak juga harus 'tebal telinga'.
Tapi saya di sini bukan mau bicara tentang telinga kami yang tebal , tapi bagaimana anak kami belajar hijaiyah tanpa buku.

Awalnya saya kenalkan huruf hijaiyah dari situs muslimkidz.com, tapi situs ini sekarang sudah tidak aktif. Mungkin mereka kekurangan dana karena situs ini non profit dan mengandalkan donasi. Padahal situs interaktif ini bagus, latar belakang huruf-hurufnya berwarna-warni.

Kemudian kami beralih ke situs Read With Tajweed, situs belajar hijaiyah interaktif. Buat anak saya yang suka bergerak dan suka berbicara (kinestetik auditori, tapi orang bilang 'nggak bisa diam' dan 'cerewet') belajar sambil memencet mouse lalu terdengar suara, lebih menarik.


Alhamdulillah anak saya selesai belajar via situs ini.

Selesai belajar dari situs itu, sekarang anak saya belajar dengan menggunakan iQur'an Pro di Android versi Mishary Rashed A-Afasy.

Saya dampingi walaupun saya tidak pandai membacanya, tapi kami tetap bisa mendengar bagaimana membaca yang benar dari reciter di aplikasi tersebut.

Kami berharap (tidak memaksa cuma mendo'akan) kelak anak kami mau belajar pada ahlinya secara langsung.

Tapi yang terpenting adalah, ada banyak cara untuk belajar. Tak selalu harus duduk tenang di meja dan menghadap buku.

Komentar

Postingan Populer