ketika Anak Memilih jadi Orang 'Biasa'

Ketika kita menyediakan bagi anak sarana yang relatif mahal untuk ukuran kantong kita, adakah terbersit di hati kita meminta balasan hasil yang setimpal sesuai standar kita?

Ketika kelak anak memutuskan menjadi orang 'biasa' menurut standar umum, siapkah kita?
Ketika kelak anak memilih 'hanya' menjadi seorang guru ngaji di kampung yang tak dikenal oleh siapa-siapa kecuali muridnya,
atau
ketika kelak anak memilih menjadi pedagang kaki lima atau pedagang pasar,
atau
profesi 'tak dikenal' lainnya,
siapkah kita?

Padahal, sudah begitu banyak buku-buku mahal kita belanjakan...
Padahal, sudah begitu banyak mainan edukatif kita sediakan...
Padahal, sudah begitu banyak uang yang kita keluarkan untuk berbagai macam kursus...

Ikhlaskah kita kelak?

Bahwa ternyata profesi yang dipilihnya, tak ada kaitannya dengan pengeluaran mahal kita di masa kecil anak.
Bahkan ternyata, profesi itu tak memerlukan belanja mahal seperti yang pernah kita keluarkan.

Siapkah mendengar komentar orang,"Tuh kan... Anak nggak disekolahin, ya nggak jadi apa-apa."

Siapkah?
Ikhlaskah?

Semoga Allah selalu menjaga niat kita tetap lurus di jalanNya

__________________
*Tidak bermaksud mengecilkan arti profesi di atas. Hanya mencoba menggambarkan standar umum di Masyarakat.

Komentar

Postingan Populer