NGAPAIN AJA, SIH?



Saya termasuk emak yang berusaha tak memasukkan ke dalam hati komentar ‘rumah berantakan’, karena saya tahu mengapa itu terjadi.
“Anak cuma dua aja nggak sempat!”
Biarin!
Keseharian saya memang ‘hanya’ menemani dua anak di rumah yang tak ada yang sekolah.
Si Adik suka berkata,
”Coba lihat, Bun!”,
pada hampir semua kegiatannya.
Si Kakak suka bercerita panjang tentang trik main rubik, animasi yang berusaha dia buat dan sebagainya yang dipelajarinya dari yutub.
Praktis, pekerjaan terbanyak saya ‘hanya’ duduk mendengarkan dan melihat anak atau sekadar menemani mereka.
Terdengar seperti dalih atau pembelaan diri?
Saya tetap akan bilang, “Biarin!”
Tapi bukan hal di atas sebenarnya yang ingin saya ceritakan.
Hal yang ingin saya ceritakan adalah bahwa kemarin, saat saya sedang mengaduk media tanam di samping rumah, Si Adik seperti biasa bermain di ember besar / gentong plastik penampung air hujan di halaman.
Tiba-tiba, dia terjungkir masuk setengah badan dengan posisi kepala lebih dulu.
Saya berlari menolong dan memeluknya yang menangis agak ketakutan.
“Adek tenggelam”, katanya sambil menangis.
Sesuatu yang tampak aman di sekitar kita, bisa jadi beresiko pada anak.
Itulah pentingnya pendampingan pada anak, terutama batita dan balita.
Berusahalah selalu mengecek kegiatan anak, sesibuk apapun dirimu, Mak.
Ingatlah, ini cuma sebentar.
Suatu hari nanti, kau akan merasa rindu pada kerepotan itu.
________________
Sheila Banun, yang masih terus belajar memilah prioritas.

Komentar

Postingan Populer