Kami; Tentang No Teether buatan dan MPASI

Saya termasuk yang nggak terlalu pakai teori-teorian saat memberikan MPASI pada bayi.
Yang penting, sudah di atas 6 bulan.
Gitu aja.

Awalnya, ketika memasuki usia 6 bulan, saya malah belum berniat kasih makan dulu.
Menunggu sampai ada gigi yang benar-benar tumbuh utuh.
Saya cuma kasih buah keras dulu untuk 'gigit-gigit' sebagai pengganti teether daripada karet.
Buah keras yang kemungkinan tidak bisa patah atau cuil oleh gusi dan gigi yang belum tumbuh utuh.

Ketika sudah ada gigi yang tumbuh utuh, barulah saya mulai melatih makan.
Pilihan bahan makanan pun memperhatikan reaksi si bayi.
Kalau dia tak terlalu suka, menu itu tak diulang dalam waktu dekat.
Dicobakan lagi suatu hari kemudian.
Tapi, menu 'gigit-gigit' makanan utuh tetap jalan juga.
Mungkin orang menyebutnya BLW ya.
Saya tidak terlalu khusus mempelajarinya.
Saya mempelajari reaksi bayi, bukan teori.
Saya bukan 'totally textbook Mom'.
Saya suka coba-coba.
Eh, buat anak kok coba-coba?
Hehehe....

Untuk buah potong semisal semangka, awalnya bayi tampak agak tersedak.
Agak mengkhawatirkan ya?
Tapi, lama kelamaan tampaknya ia paham, kunyahan mana yang ia harus telan dan mana yang harus ia keluarkan agar tidak tersedak.
Untuk bahan makanan yang pernah ia makan, ia tidak kesulitan lagi.
Ia mengenali makanannya dan bagaimana ia harus makan.

Si Bayi belajar.

Baarakallahu fiik...



Komentar

Postingan Populer