Emak yang Suka 'Memaksa'

Ada kalanya ilmu pengasuhan yang saya pelajari menguap entah kemana.
Alih-alih mendiskusikan tentang sesuatu, saya malah 'memaksa'.

Maksa 1.

Z: "Kita naik apa, Bunda?"
B: "Angkot." (Ini artinya jalan kaki dulu sekitar satu kilometer ke gerbang perumahan, lalu naik angkot)
Z: "Naik taxi aja. Mas Z capek." (Taxi naik dari depan rumah, tanpa jalan kaki.)
B: "Ini masih pagi, Mas Z belum ngapa-ngapain. Sekalian olah raga. Ongkos taxi juga bisa untuk yang lain."

Maksa 2.

Ketika melakukan sesuatu terkait pekerjaan rumah sederhana.

Z: "Mas Z nggak bisa."
B: "Bisa. Begini, begini, terus begini."
Z: "Dibilangin Mas Z nggak bisa. Tadi sudah Mas Z coba. Jadinya begini, begini, begini."
B: "Coba cara lain. Bisa pakai ini atau ini. Atau Mas Z pikirkan cara yang paling mudah buat Mas Z."
Z: "Bunda aja. Kalau nggak, mending nggak usah."
B: "Mas, kalau untuk hal-hal sederhana seperti ini Mas Z minta Bunda yang mengerjakan, bagaimana kalau yang lebih sulit? Kalau dari kecil tidak terbiasa mengerjakan pekerjaan rumah, nanti kalau dewasa kesulitan. Mas Z akan mudah kesal atau tertekan karena nggak bisa."
Yang ini maksa plus panjang.

Maksa 3

Z: "Mas nggak mau makan itu. Mas kan nggak suka. Mas juga nggak minta dimasakkan itu."
B: "Makan seadanya. Kalau nggak mau, masak sendiri makanan lain atau tidak usah makan."
Begitulah kejamnya emak yang suka memaksa.
Emak yang belum berhasil menanamkan kesadaran.
Memaksa jadi cara instan.

Ayo berubah, Mak!

Komentar

Postingan Populer