Ketika Si Dua Tahun Belajar Beberes

Suatu Sore.
Si Dua Tahun ingin melakukan sesuatu, tapi Si Emak coba-coba memintanya membereskan kancing-kancing yang ditebarnya.
Emak : “Bereskan dulu ini.”
Adik : “Bunda (aja).”
Emak: “Adik yang main, adik yang simpan.”
Adik: (Dengan bahasa tubuh dia menolak).
Lalu Si Emak yang membereskan kancing-kancing itu.
Melihat kancing-kancing sudah beres, Si Adik meminta keinginannya lagi.
Eh, berarti dia paham.
Emak kira dia belum paham.
Emak sudah lupa bagaimana Si Kakak dulu.
Emak: “Tadi bunda yang bereskan, bukan adik.”
Lalu Si Adik memandangi lantai yang sudah tak ada kancing-kancing lagi.
Wajahnya tampak menyesal dan matanya berkaca-kaca.
Emak: “Adik sedih?”
Si Emak memeluk Si Adik yang kemudian ia minta menyusu sebentar.
Emak: “Adik masih mau .....?”
Adik mengangguk.
Emak: “Ini bola-bolanya disimpan di sini.”
Si Adik membereskan bola-bola plastik warna-warni yang bertebaran di lantai.
Emak: “Ini disusun di sini.”
Si Adik mengumpulkan wadah-wadah bekas es krim yang juga bertebaran bahkan di tiga ruangan berbeda.
Emak: “Ini.”
Terakhir, Si Emak menyerahkan sebuah kancing yang tercecer yang kemudian ditaruh ditempatnya oleh Si Adik.
Sebenarnya, masih banyak buku dan mainan yang bertebaran, tapi sebagai awal, rasanya sementara ini cukup sebagai pelajarannya.
Tampaknya, dia sudah memasuki fase baru.
Masya Allah.
Baarakallahu fiik.

Komentar

Postingan Populer