Berkebun, Learning by Doing


Sebenarnya, kalau saya ditanya tentang cara bercocok tanam, saya bingung mau menjelaskan apa.
Karena yang saya lakukan adalah menanam sambil belajar.
Bukan belajar teori dulu, baru menanam.
Padahal itu salah ya.
Seharusnya ilmu dulu, baru amal kan, ya?
Tapi begitulah cara belajar saya.
Kalau baca teori melulu, saya lupa.
Nah, kalau baru mau mulai menanam tapi tidak punya bibit, tanam saja bahan yang ada di dapur sehari-hari. Misalnya, bagian bawah bawang daun atau sawi, sisa batang kangkung atau katuk. Tinggal ditancapkan saja di tanah. Cukuplah satu atau dua pot saja. Tidak perlu banyak, yang penting sudah memulai.
Seperti bawang daun di gambar ini, batas warna coklat di batang itu dulu bekas batas potongannya.
Soal pupuk, pakai saja yang ada dan paling mudah. Siramkan air bekas cucian beras atau ikan. Atau, bisa juga sisa sayuran atau kulit buah yang tak terpakai diiris-iris lalu ditaburkan di tanah sekitar tanaman.
Bonusnya, sampah dapur berkurang.
Soal hama, saya termasuk yang santai tentang ini. Anggap saja sedekah. Kalau tanamannya mati, ya tanam lagi.
Saat panen, jangan cabut tanamannya.
Misalnya, bawang daun dipotong saja di batas awal dulu saat kita tanam, sawi dipanen pada bagian luar dan biarkan bagian tengahnya, kangkung juga dipotong seperlunya untuk masak.
Insya Allah, akan tumbuh lagi tanpa tanam ulang.
Begitu saja.
Cari yang mudah saja.
Bercocok tanam tanpa beban.
Santai saja untuk hiburan.
Kalau sudah banyak dan bosan?
Ya sementara berhenti saja dulu.
Mudah dan sederhana kan?
Ayo menanam!

Komentar

Postingan Populer