Keteladanan Orangtua

Oleh: Dra Perwitasari, Psi
29 Oktober 2014, Smart Parenting di Smart FM
(Rangkuman berdasarkan pendengaran dan penulisan ala saya. Semoga tidak salah)

Pentingnya keteladanan orangtua seperti peribahasa "Buah jatuh tak jauh dari pohonnya".
Kala kita bicara tentang pengasuhan, tentu tidak lepas dari peran orangtua sebagai teladan.

Keteladan orangtua adalah pertama dan utama dalam pengasuhan.
Apa yang anak lihat, itulah yang ia tiru.
Contoh yang buruk akan mrembuat anak berperilaku buruk.

Anak-anak belajar dengan cara meniru.
Apa yang dia lihat dan dengar, akan ia tiru.
Absorbent Mind > Menyerap apa saja di sekitarnya.

Siapa yang paling sering dia lihat yang paling mungkin dia tiru.

Anak mulai 'berpikir' dan 'berhenti' meniru ketika anak sudah memiliki kemampuan menganalisa, yaitu umur 10 tahun ke atas.

Teladan diperlukan agar sikap anak terbentuk dan lebih mudah diingat.

Banyak kasus terjadi karena tidak adanya keteladanan yang 'tulus' dari orangtua.
Misalnya, anak dilarang nonton porno tapi ternyata anak menemukan dan menontonnya dari hp atau laptop ayahnya.

Hal yang perlu diperhatikan dalam pengasuhan berkaitan dengan keteladanan:

  •  Ketika mencontohkan perilaku baik ke anak, perlu kita perhatikan tentang 'emosi'. Ketika kita mencontohkan sesuatu yang baik, emosi orangtua juga sesuai dengan baik karena emosi itu pasti tertangkap  oleh anak.

Contoh: Ketika puasa, mencontohkan puasa tapi orangtua tampak tidak nyaman.

  • Perhatikan kata-kata yang kita pilih.

Jangan menggunakan 12 gaya pengasuhan populer yang melemahkan.
(memerintah, menyalahkan, meremehkan, membandingkan, mencap, mengancam, menasehati, membohongi, menghibur/mengalihkan, mengkritik, menyindir, menganalisa /menggurui --- pen).

Contoh:
Membandingkan dalam meminta anak makan buah.
"Coba kayak Ayah, sehat karena makan buah. Nggak kayak kamu, kurus."

  • Konsisten dalam memberikan keteladanan dan intergrasi antara ucapan dan perilaku.
Salah satu contoh tidak konsisten misalnya, mengajarkan anak tentang toleransi kepada orang yang 'berbeda' tapi saat menonton acara lawak yang yang menjadikan 'perbedaan' (logat suku tertentu, fisik dll) sebagai bahan kelucuan atau olok-olok, orangtua tertawa-tawa menontonnya.

  • Libatkan anak.
Contoh: Selalu melibatkan anak dalam kegiatan ibadah orangtua

Keterlibatan anak menjadi salah satu penentu.
Bisa dimulai dari melibatkan anak pada hal-hal 'kecil'.
Misalnya melibatkan anak dalam memilih sesuatu. Seperti jika tidak suka buah, libatkan anak dalam memilih buah dll

  • Hasil tidak bisa 'dipetik' dalam 1-2 hari.
Kita menabur benih baik, akan menuai hasil baik. (insya Allah).


Tantangan keteladanan:

  • Media 

Perlunya pendampingan pada anak dalam menghadapi konten media.
Gunakan sebagai bahan diskusi.

Contoh:
Berita tentang anggota DPR yang mendorong meja.
Diskusikan tentang: Kenapa? Bagaimana seharusnya?
Jika anak berada dalam posisi seperti itu, apa yang seharusnya dilakukan?
Menjelaskan bahwa tidak semua yang diinginkan dapat dipenuhi.

  • Waktu
Sesibuk apapun harus ada waktu untuk anak.
Pekerjaan tidak akan pernah ada habisnya.
Uang dicari, tetap kurang.
Waktu anak tak akan kembali.

Orangtua harus punya komitmen waktu untuk anak-anaknya.
Anak kan tidak selamanya membutuhkan waktu kita.
Semakin besar, semakin sedikit.

  • Nilai-nilai di masyarakat yang bertentangan dengan nilai yang diajarkan oleh orangtua.
Beri penjelasan mengapa nilai kita berbeda.
Kadang anak berkata,
"Temanku nggak begitu kok"
"Temanku boleh kok begitu"

Contoh:
Beri penjelasan tentang pembatasan nonton TV sesuai waktu dan usia agar anak tahu bahwa larangan orangtua untuk kebaikan anak.

Anak-anak kalau diajak dialog dengan ilmu/ pengetahuan akan lebih memahami dibandingkan dengan perintah,"Pokoknya .........." yang hanya akan menurut di depan orangtua saja,
Contoh akibat cara yang salah, anak menjadi orang yang hanya patuh ketika ada polisi saja. Jika tidak ia akan melanggar.

Jadi, tujuannya untuk memunculkan internal kontrol dari anak.



Bagaimana mengajarkan anak hemat, tapi ayahnya boros?
  • Diskusikan berdua dengan si ayah untuk menyamakan pandangan dan persepsi. Sehingga jika bicara dengan anak sudah sama. Jika pandang ayah dan ibu berbeda, anak cenderung menjadi pembangkang.
  • Contohkan perilaku yang harus dimunculkan agar anak meneladani.

Bagaimana seorang bapak single parent mendidik anak perempuannya dalam kaitannya dengan keteladanan?
Jika ibu biologis tidak ada, bisa minta bantuan pada 'ibu psikologis', seperti nenek, tante dll.
Jika 'terpaksa', peran ibu bisa digantikan oleh ayah tanpa harus menjadi 'kemayu' dengan memberi contoh dan melatih bagaimana peran perempuan.

Komentar

Postingan Populer