BANJIR

'Lokasi Bebas Banjir'.
Demikian salah satu poin yang ditawarkan oleh pengembang perumahan, agen properti, atau penjual tanah dalam beriklan.
Tentu ini sangat diperhatikan pembeli.
Dan ketika kita benar-benar berdiam dengan nyaman di tempat tinggal yang bebas banjir itu, bukan berarti kita lantas tak perlu memikirkan banjir yang terjadi di bagian lain kota kita.
"Kan sudah ada pemerintah. Banjir dari dulu nggak teratasi. Padahal sudah ganti beberapa walikota."
Baiklah, silakan berpendapat demikian.
Tidak ada salahnya.
Tapi, alangkah lebih baik jika kita bisa berbuat sedikit hal kecil untuk membantu mengurangi banjir.
Ketika pembangunan suatu kota meningkat, tanah-tanah yang tadinya bisa menyerap banyak air dan pohon-pohon yang membantu menahan air, semakin sedikit.
Berganti dengan beton-beton, keramik, atau yang lainnya.
Air mengalir langsung ke selokan lalu ke parit besar dan kemudian ke laut.
Ketika hujan turun dengan deras ditambah dengan laut pasang, air mengalir dengan deras menuju laut.
Mengalir begitu cepat tanpa perlu mampir meresap ke tanah-tanah karena telah tertutup sesuatu yang menghalanginya.
Maka, daerah-daerah yang menjadi jalur air dan yang berada di tempat paling rendah di suatu kota, akan segera terisi air.
Banjir.
Parit atau sungai sudah diperbesar.
Lumpur atau pasir di dalamnya sering dikeruk.
Namun, laju air terlalu kencang.
Dan banjir pun akan terus berulang.
JIka mampu, mari kita perlambat laju air yang mengalir di musim hujan.
Buatlah beberapa lubang biopori di sekitar rumah.
Tak apa kalau semua halaman rumah diplester atau di keramik agar tampak rapi dan mudah dibersihkan, meskipun tentu idealnya adalah menanam tanaman.
Tapi, setidaknya berilah ruang bagi air untuk berdiam meresap dan mengalir lambat.
Semoga bisa mengurangi banjir di kota kita.
Catatan:
Saya tak terlalu paham tentang banjir dan lingkungan.
JIka ada salah, tolong dikoreksi.

Komentar

Postingan Populer