AJAK AKU DAN AKU BELAJAR

Saya bukan termasuk ibu yang rajin 'bikin-bikin' sesuatu untuk stimulasi anak.
Mainan edukatif anak pun tak banyak.
Untuk Si Satu Tahun ini, saya lebih banyak mengajaknya membaur dengan kegiatan sehari-hari saya di rumah.
Saat saya memasak, ia ikut.
Jari-jari mungilnya melepas bawang putih satu siung demi satu siung.
Ia ingin mengupasnya, tapi belum bisa.
Ia baru bisa mengupas Kelengkeng dan Jeruk.
Bawang belum bisa.
Bawang-bawang itu dipindahkan dari lantai ke wadah atau dari wadah yang satu ke wadah yang lain. Satu per satu.
Lancar?
Tidak.
Bawang berserakan di lantai.
Ada bawang yang sudah saya kupas pun dicicipinya.
Tampak wajahnya sedikit mengernyit.
Ketika saya meletakkan wajan ke atas kompor dan menyalakannya, Si Bayi langsung minta gendong.
Akhir-akhir ini ia selalu minta begitu.
Ia tahu bahwa itu saatnya saya memasak, maksudnya mengolah masakan di atas kompor.
Ia ingin mengamati bagaimana saya memasak.
Mengamati apa yang sudah ada dalam wajan, apa yang dimasukkan kemudian, dan apa yang saya lakukan terhadap bahan masakan itu.
Saking seringnya, ia jadi tahu kalau saya menggoreng ikan, kadang ia bersembunyi di balik bahu kiri saya saat saya akan memasukkan ikan ke wajan berisi minyak panas. Berlindung dari percikan minyak. Mungkin ia pernah sedikit terpercik, jadi ia berusaha waspada.
Saat saya berkebun, inilah kegiatan favoritnya.
Bermain di halaman tanpa alas kaki menginjak tanah, rumput, bebatuan dan sebagainya.
Bermain air dan lumpur.
Bahkan mencicipinya!
Daun-daun juga selalu dicicipinya.
Jadi, pelan-pelan saya tunjukkan padanya mana daun yang boleh dimakan, mana yang kurang tepat dimakan meskipun bisa dimakan.
Ya, belajar mengingat mana daun yang boleh dimakan.
Yang paling ia suka atau mungkin paling ia ingat adalah kemangi.
Tempat dimana kemangi itu tumbuh, selalu ia datangi, lalu ia petik dan makan.
Apakah semua aman?
Tidak.
Tanah dan sekam sebagai media tanam pun tak luput jadi bahan 'icip-icipnya'.
Daun tomat, daun Dewandaru, atau rumput pun dicicipinya.
Tentang rumput, ia sering ikut saya dan kakaknya mencabut rumput.
Ia belajar mengenali bentuk rumput.
Bentuk rumput yang diingatnya mungkin mirip dengan tanaman jagung yang baru mulai tumbuh, sehingga tanaman jagung selalu ia petik daunnya.
Mungkin ia kira itu rumput.
Semoga jagung yang selalu dipetik daunnya itu bisa tumbuh.
Ada lagi yang lain, suara-suara di halaman menumbuhkan rasa ingin tahunya.
Burung-burung yang mampir di halaman, lebah-lebah, lalat, atau bahkan helikopter dan pesawat terbang di kejauhan pun ia perhatikan.
Selain memasak dan berkebun, kegiatan lain pun ia ingin ikut.
Setiap saya akan mencuci pakaian di mesin cuci, tugas memencet tombol saya serahkan padanya sesuai arahan saya. Ia senang memencet tombol mesin cuci.
Ketika saya selesai menyapu, ia biasanya mengambil sapu yang tadi saya pakai, lalu ia menyapu.
Dan banyak lagi.
Mungkin kalau ia bisa bicara, ia akan berkata,
"Ajak aku, Bunda. Karena aku ingin tahu."
______________
Sheila Banun, mencuri waktu mengetik di sela kegiatan berkebun.


Komentar

Postingan Populer