KARENA MENDIDIK ANAK BUKAN TENTANG PENCITRAAN

Sore itu, saya sedang menyisir rambut Si Adik. Saya mengikat rambutnya menjadi dua bagian, kiri dan kanan.
Memandang ikatan rambutnya itu, qodarullah mengingatkan saya pada masa kecil saya.
Saya teringat saat saya duduk di Sekolah Dasar dan saya sudah mengikat rambut sendiri.
Hasilnya tentu saja jauh dari hasil jika dikerjakan oleh orang dewasa.
Silakan dibayangkan.
Tentu belahan rambutnya tak rapi.
Berantakan.

Selain urusan rambut, urusan bangun tidur juga ‘dilepas’ oleh ibu saya sejak SD. Ibu hanya membangunkan seperlunya, tak memaksa.
Sungguh, relatif tak ada kehebohan di pagi hari.
Apakah saya selalu berhasil bangun sesuai waktu seharusnya?
Tidak.
Ada kalanya saya kesiangan dan terlambat masuk sekolah.
Ibu saya heboh?
Tidak.
Bahkan ketika saya dihukum guru karena terlambat, ibu saya juga tidak heboh.
Dan itu terjadi bukan cuma satu kali.

Hal lain lagi yang saya ingat adalah ketika saya menangis meraung-raung karena sesuatu di pantai yang sedang ramai.
Ibu dan bapak tetap tenang.
Seperti tak terjadi apa-apa.
Bahkan adegan meraung-raung itu sempat diabadikan oleh kerabat yang ikut piknik juga.

Peristiwa-peristiwa itu sangat saya ingat.
Tapi, bahwa sesungguhnya itu adalah ilmu pengasuhan yang diteladankan orangtua saya, belum lama saya sadari.

Ibu saya melatih saya mandiri mengurus diri sendiri sejak kecil.
Padahal, bisa saja ibu saya ‘terganggu’ penilaian orang tentang tidak rapinya penampilan saya dan berantakannya rambut saya.
Ibu saya juga bisa saja malu pada guru saya karena saya terlambat dan harus dihukum karena keterlambatan saya itu.
Ibu dan bapak saya rahimahullah bisa saja dianggap oleh orang lain tak peduli, pelit, tak bisa mengurus anak saat anaknya meraung-raung di tempat umum.

Tapi sungguh, mendidik anak bukanlah tentang bagaimana penilaian orang lain.
Mendidik anak bukan tentang pencitraan.

______________________

Sheila Banun, yang masih sangat sering terlambat memetik pelajaran.

Semoga Allah membalas kebaikan dan mengampuni dosa bapak dan ibu saya.