BERESKAN DULU!

Si Dua Setengah Tahun, suatu siang.
“Bun, ayo main balok”, ajaknya sambil menunjuk Lego yang diletakkan di bagian tinggi rak.
“Dibereskan dulu puzzle-puzzlenya, buku-bukunya,....” kata Si Emak.
“Bunda (yang) beleskan”, katanya lagi.
“Adik yang main, adik yang bereskan”, kata Si Emak.
Biasanya, Si Emak akan menawarkan bantuan membereskan bersama, tapi Emak sedang mengerjakan sesuatu.
Dia diam.
Sepertinya rasa kantuknya membuatnya enggan membereskan.
Tapi dia tak ingin tidur.
Lalu dia duduk dan ‘membaca’ di dekat rak buku di kamar Si Kakak.
Usai ‘membaca’, dia kembali ke ruang tengah untuk makan, minum, dan bermain dengan Si Emak.
Lalu dia ingat kembali bahwa dia ingin main balok.
“Balok nggak boleh, Bunda? Belum simpan puzzle?” tanyanya.
“Ya, simpan dulu puzzle dan bukunya”, jawab Emak.
Dia memandangi puzzle.
Tapi dia mengantuk.
Bunda menawari sesuatu untuk dimakan dan dia memakannya sambil terkantuk-kantuk.
Selesai makan, dia tertidur sendiri.
Proses belajar memahami bahwa untuk main sesuatu, bereskan dulu mainan dan ‘kekacauan’ sebelumnya atau tunda dulu keinginan mainnya.
Proses yang masih naik turun.
Jadi, kalau lihat rumah saya rapi, anda beruntung.
Biasanya memang berantakan.
Asli.

Komentar

Postingan Populer