KETIKA SI ADIK MENANGIS
Si Adik sedang menangis.
Lalu emak bertanya.
“Adik sedih?”
Lalu emak bertanya.
“Adik sedih?”
Kadang, adik menjawab,
“Ya, adik sedih. Huhuhu.....”
Lanjut menangis sambil kadang minta dipeluk.
“Ya, adik sedih. Huhuhu.....”
Lanjut menangis sambil kadang minta dipeluk.
Atau kadang, adik menjawab,
“Enggak, adik nggak sedih, adik nangis aja. Huhuhu.....”
Lanjut menangis, tapi kadang nangis sambil ini itu.
“Enggak, adik nggak sedih, adik nangis aja. Huhuhu.....”
Lanjut menangis, tapi kadang nangis sambil ini itu.
Si Adik sedang menangis.
Emak pun bertanya,
“Sudah selesai nangisnya?”
Emak pun bertanya,
“Sudah selesai nangisnya?”
Kadang, adik menjawab,
“Sudah. Adik sudah nangisnya.”
Dan adik pun melakukan aktivitas yang lain.
“Sudah. Adik sudah nangisnya.”
Dan adik pun melakukan aktivitas yang lain.
Kadang pula adik menjawab,
“Belum. Adik belum selesai nangis. Huhuhu....”
Dan emak pun dalam hati berkata,
“Yes!”
Emak pun bisa menyambi cuci piring, jemur pakaian, atau beres-beres.
Lumayan.
Kesempatan.
Apalagi kalau adik minta ditinggal sendiri saat menangis.
Emak bisa mencicil pekerjaan, sementara adik menuntaskan saluran emosinya.
“Belum. Adik belum selesai nangis. Huhuhu....”
Dan emak pun dalam hati berkata,
“Yes!”
Emak pun bisa menyambi cuci piring, jemur pakaian, atau beres-beres.
Lumayan.
Kesempatan.
Apalagi kalau adik minta ditinggal sendiri saat menangis.
Emak bisa mencicil pekerjaan, sementara adik menuntaskan saluran emosinya.
Menguntungkan kedua belah pihak.
Jadi, kalau anak menangis, ‘nikmati’ saja.
Siapa tahu itu rezeki emak, bisa diam-diam update status medsos sambil menunggu anak selesai menangis.
Siapa tahu itu rezeki emak, bisa diam-diam update status medsos sambil menunggu anak selesai menangis.
Enjoy your motherhood!
Ibu bahagia, keluarga bahagia.
Insyaallah.
_________________
Ibu bahagia, keluarga bahagia.
Insyaallah.
_________________
Sheila Banun , kadang cuma ingin menulis saja.
Komentar
Posting Komentar
Silakan berkomentar