BELAJAR BAHAGIA, BAHAGIA BELAJAR

Oleh: Ida S. Widayanti
Masjid Istiqomah - Balikpapan, 11 Oktober 2014.
(Poin-poin pelajaran parenting yang sempat tertangkap telinga dan pena saya)
~ Kita tidak bisa memberikan apa yang tidak kita miliki. Kita tidak bisa memberikan kebahagiaan jika kita sendiri tidak bahagia.
~ Masa kecil kita menentukan pola pengasuhan kita saat ini.
~ Jangan memberi solusi instan yang nantinya akan menimbulkan masalah. Contohnya: selalu memberikan gadget agar anak 'tenang' saat kita sibuk.
~ Di antara apa yang dilakukan anak, kadang kita sering salah persepsi. Kita seringkali tidak memahami kearifan anak.
~ Sejak bayi, manusia suka belajar. Tapi semakin besar, jadi tidak suka belajar. Kenapa? Bisa jadi karena respon kita saat anak belajar seringkali kurang tepat.
~ Cara anak menyelesaikan masalah:
- 0 - 2 tahun : pasif > menangis.
- 2 - 4 tahun : serangan fisik.
- 4 - 5 tahun : serangan berbahasa.
- 7 tahun : bisa menyelesaikan dengan komunikasi.
Jadi, kalau kita masih suka 'mengomel' saat menyelesaikan masalah dengan anak, maka kita setara dengan anak umur 4-5 tahun.
~ Cara kita menyelesaikan masalah dengan anak, akan menjadi cara anak menyelesaikan masalahnya.
~ Anak perlu contoh (teladan), bukan kritikan. Karakter tidak dilahirkan, tapi dibentuk.
~ 'Membangun' anak diperlukan kesamaan pola pengasuhan antara orangtua, guru, dan lingkungan.
~ Saat ini banyak anak laki-laki yang 'melambai' karena sejak kecil tidak dekat dengan ayahnya.
~ Sekitar 70% penghuni penjara, adalah 'anak-anak' yang 'kehilangan' kedekatan dengan ayahnya.
~ Kenali sifat anak:
- Peniru
- Peneliti
~ Bagaimana dengan anak yang telanjur terluka?
Tidak ada kata terlambat. Harus disembuhkan dengan:
- Meminta maaf
- Berusaha supaya tidak terulang lagi.
~ Bagaimana jika terlambat mendidik karakter anak?
Mendidik anak itu seperti pohon.
Baru diketahui manfaatnya ketika sudah tumbuh besar.
Jadi yang harus dilakukan adalah:
- Terimalah eksistensinya.
Jika kurang subur maka dipupuk.
Jika ada hamanya, berusaha dihilangkan.
- Lakukan stimulasi positif.
Tidak ada kata terlambat.
~ Apa dampak calistung yang terlalu dini?
Salah satunya, bisa baca, tapi hanya sekedar baca
(tidak mengambil maknanya).
Contoh: Ada tulisan 'Dilarang Buang Sampah' tetap buang sampah.
Peringatan dibungkus rokok, dibaca tapi tak dihiraukan.
________________________
Mudah-mudahan saya tidak salah menangkap pelajaran.
Semoga bermanfaat.

Komentar

Postingan Populer